Selasa, 06 Agustus 2013

Layari Pimpin Kerabat Sumut

Laporan Wartawan Tribun Medan/ Adol Frian Rumaijuk

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - 
Layari Sinukaban memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kerukunan Masyarakat Batak (Kerabat) Sumut periode 2013-2017. Kepengurusan dilantik langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Kerabat HP Panggabean didampingi Rektor Universitas Darma Agung (UDA) Prof Dr Binsar Panjaitan di Hermina Center, Biro Rektor UDA, Jumat (22/3/2013).

Banyak permasalahan hukum adat dan permasalahan tentang lahan di Sumut yang hingga saat ini belum terselesaikan. Pemandangan itu yang mendorong dibentuknya DPD Kerabat Sumut ini, setelah dilaksanakannya sebelumnya seminar tentang Hukum Adat di Hotel Danau Toba Internasional.

Seperti disampaikan perwakilan Tokoh Adat Tahan Manahan Panggabean dalam sambutannya, ia menanggapi tentang hasil seminar yang dilakukan Kerabat yang menghasilkan suatu rumusan tentang Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda). "Sangat menyentuh, dan sangat bermakna. Ketika ini akan diajukan untuk dibahas di legislatif," ujar Tahan yang juga anggota DPRD Sumut itu.

Juga disampaikannya, selamat atas pelantikan hari ini. Begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi masyarakat, tentang tanah dan lahan di Sumut. Bahkan tergolong persoalan yang banyak dan rawan. Kehadiran kerabat amat diperlukan menurut Tahan.

Tidak hanya persoalan tanah-tanah yang dikuasai masyarakat tanpa dasar, mafia tanah, tetapi kehadiran perusahaan besar juga untuk memiliki lahan sering menimbulkan dampak yang buruk kepada masyarakat.

Dalam persoalan yang kita hadapi, seharusnya diutamakan musyawarah mufakat. Menempuh jalur-jalur kearifan lokal. Untuk itu, Kerabat hendaknya hadir menjadi jawaban, solusi dan bermanfaat ditengah-tengah masyarakat. "Saya yakin, ini akan bermanfaat bagi masyarakat. Dalam mengembangkan kearifan lokal. Saat ini masyarakat kita sangat individual," ujarnya.

Kemudian disampaikan Ketua DPP Kerabat HP Panggabean, keberlangsungan sebuah organisasi hendaknya menjadi fokus utama seluruh kepengurusan yang dilantik. Bahkan, ia berpesan agar setiap program kerja yang diprogramkan dilaksanakan secara sistematis. "Tolong dicatat ini. Namanya ini adalah Kerabat, namun di dalamnya adalah Kerukunan Masyarakat Batak dan Nias, karena kita memiliki kesamaan dalam hal budaya," ujarnya.

Saat ini, perkara nuansa kultural di pengadilan semakin tinggi. Untuk itulah, kehadiran Kerabat hendaknya mempengaruhi politik, bukan malah dipengaruhi oleh politik. Selanjutnya akan dibentuk, organisasi di tingkat kabupaten dan kota lainnya di Sumut. Sehingga, katanya permasalahan yang ada saat ini akan dibahas dalam organisasi ini yang diberubut Masyarakat Hukum Adat (Mahudat). Lembaga adat nantinya dibentuk untuk membahas dan mencari solusi untuk penyelesaian permasalahan yang menyangkut hukum adat.

Sementara itu, Ketua DPD Kerabat Sumut Layari Sinukaban berikrar bahwa DPD Kerabat Sumut siap melaksanakan tugas yang diberikan demi mencapai masyarakat Sumut yang sejahtera.

Layari Sinukaban sebagai ketua, didampingi Sekretaris Drs Murtama Panggabean, Bendahara Eben Ezer Panggabean, serta para pengurus harian DPD Kerabat Sumut.


(afr / tribun-medan.com) 
http://medan.tribunnews.com/2013/03/22/layari-pimpin-kerabat-sumut

Hotel Harus Tingkatkan Pelayanan dan Pengamanan

http://www.swatt-online.com/hotel-harus-tingkatkan-pelayanan-dan-pengamanan/
Makin tingginya tingkat hunian hotel di kota Medan, menjadi pertanda bahwa arus kunjungan wisatawan ke Kota Medan semakin meningkat. Kota Medan pun saat ini sedang berbenah dan mempersiapkan diri dengan makin banyaknya bangunan pencakar langit seperti bangunan hotel dan perkantoran.

Kepada SWATT Online, Senin (6/8) Ketua Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD-PHRI) Sumut Layari Sinukaban memprediksi puluhan hotel, baik hotel berbintang dan kelas melati akan meramaikan bisnis perhotelan di kota Medan. Dengan makin ramainya hotel dan penginapan di kota Medan, persaingan merebut konsumen akan semakin ketat.

Menyikapi makin ketatnya persaingan hotel dalam merebut hati konsumen, Layari Sinukaban menyarankan agar hotel tidak melupakan pelayanan dan pentingnya pengamanan tamu-tamu hotel yang menginap. Kedua hal ini jangan sampai terlupakan.

Wisatawan yang datang berkunjung ke Sumut, lanjut Layari Sinukaban khususnya kota Medan selalu mengalami peningkatan karena posisi Medan yang berdekatan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand yang merupakan penyumbang terbesar wisman ke Sumut, sehingga tingkat hunian hotel di Medan terus meningkat.

Kota Medan, lanjutnya sebagai ibukota Provinsi Sumut dan berdekatan dengan Aceh, Riau dan Padang membuat wisatawan domestik sering memilih kota Medan sebagai tujuan wisata belanja.

”Ketika Bandara Kualanamu nantinya beroperasi, arus kunjungan wisatawan ke Sumut pasti akan mengalami peningkatan sehingga pertumbuhan bisnis perhotelan di Sumut, khususnya di Kota Medan akan semakin bergairah,” tandasnya.

Dengan semakin banyaknya hotel-hotel baru hadir di Medan, tambah Layari, PHRI Sumut meminta hotel bintang empat dan lima di Medan membenahi pelayanan dan terus meningkatkan pengamanan. Agar tamu-tamu yang menginap benar-benar merasa aman ketika datang ke Medan| James P Pardede.

FOTO: Ketua Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD-PHRI) Sumut Layari Sinukaban (James P Pardede)

Sadar Wisata, Kata Kunci untuk Meningkatkan Arus Kunjungan Wisata


http://www.swatt-online.com/sadar-wisata-kata-kunci-untuk-meningkatkan-arus-kunjungan-wisata/
Sumatera Utara memiliki banyak daerah tujuan wisata yang sangat diminati wisatawan domestik dan manca negara. Beberapa objek wisata yang terbilang sering dikunjungi wisatawan adalah Berastagi, Danau Toba, Tangkahan dan Bukit Lawang. Beberapa objek wisata lainnya juga ramai dikunjungi wisatawan domestik dan manca negara.

Namun sangat disayangkan, dari pantauan SWATT Online di beberapa objek wisata di Sumut, masalah keramahtamahan dan kebersihan lingkungan masih sering diabaikan oleh masyarakat. Pantauan di pasar buah Berastagi, sampah berserakan dimana-mana, kotoran kuda juga berceceran di sepanjang jalan. Kebersihan lingkungan menjadi pertimbangan untuk tinggal berlama-lama di salah astu kawasan wisata.

Menanggapi hal ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sumut Layari Sinukaban ketika dihubungi SWATT Online via selular, Selasa (3/8) mengatakan bahwa permasalahan yang muncul adalah masyarakat Sumut belum sepenuhnya akan sadar wisata. Padahal, sadar wisata adalah kata kunci untuk meningkatkan arus kunjungan wisata.

”Sadar wisata dalam hal ini mencakup masalah keamanan, kebersihan lingkungan dan keramahan para pelaku wisata di daerah tujuan wisata di Sumut,” paparnya.

Kemudian, lanjut Layari, masalah persaingan tarif hotel juga sering menjadi kendala bagi beberapa wisatawan untuk tinggal (extend) lebih lama di daerah tujuan wisata di Sumut. Persaingan tarif hotel menjadi agenda penting dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif. (mes)
  foto : Danau Toba- by James P. Pardede